Aku tidak cukup cerdas, idealismeku goyah. Mereka suruh aku menerkam tapi aku diam saja. Aku tolol. Kini aku tak punya apa-apa untuk mengukuhkan diriku sendiri. Harimau sudah kehilangan taring. Setan tertawa. Tidak, ia tak dirasuki setan. Semua berjalan atas kehendaknya. Setan menertawakan ketololanku. Tega. Tuanku telah mencuri taringku.Tanpa dosa. Ah, salahku juga. Kenapa diam saja? Aku, harimau tanpa taring-bukanlah harimau. Siapa yang masih...
Setelah sekian lama sibuk merawat luka, Aku menyambutmu, Tidak mudah memulai sesuatu yang baru, aku tahu. Pun tidak mudah menyelaraskan langkah agar selalu bersisian, Aku siapa, Kau siapa. Terlalu banyak perbedaan. Tapi siapa yang akan peduli. Aku cinta kau dan segala kekuranganmu. Dengan segala tanda tanya.. Aku-Kau, dan segala tanda tanya di kepalaku. Maukah kau bantu aku melenyapkan berpuluh-puluh tanda tanya itu? Kita....
Kenapa pasrah? Karena aku tak pernah berniat untuk menyusahkanmu. Sebab di dekatmu aku tak bisa menahan diri, bertingkah seperti anak kecil yang kelewat naif. Dan membosankan. Ketika kau bilang ingin pergi, Aku tidak membantah, tidak menyanggah. Aku tahu kau lelah. Jadi kupasrahkan saja. Perih yang tersisa, biar jadi ganjaranku. *** ...
Aku tidak punya ide. Aku tidak ingin menulis apapun. Aku tidak ingin menulis. Aku sedang gusar padamu. Dan sedang tidak berselera untuk melakukan apapun. Tidakkah kau tahu aku sangat menunggu datangnya hari itu? Hari yang sudah kita rencanakan jauh-jauh hari. Dan kau lupa begitu saja. "Maaf nona, aku tak ingat." Baiklah, (semoga) aku tak ambil pusing soal itu. Yang jadi perkara adalah, aku...
Hujan rintik-rintik, ruangan ini jadi makin dingin. Di sebelah jendela, meja nomor sebelas. Pria ber-syal beige itu masih tak beranjak. Sudah empat jam Ia di sana, menatap jendela. Entah siapa yang ditunggunya. Cangkir kopi itu pun sama sekali tak disentuhnya. Apa yang ditunggu? Tidakkah Ia lelah? Ini bukan pertama kalinya aku memperhatikan pria itu. Sudah setengah tahun aku mengamati kebiasannya yang misterius. Hari...
Kepada tanggal tiga belas yang kesekian, Aku selalu duduk di sana, menjadi bayangan lentera di sudut ruangan beraroma manis. Berbicara pada bayangan lain yang sama-sama memupuki cahaya agar tak lekas padam. Dan hari itu tiba. Tanggal merah paling cerah. Aku berlari menyambutmu, bahagia. Sejenak aku merasa nyata, karena akulah bayangan paling bahagia, hingga kulihat matamu berbicara.. Dan menampar habis keyakinanku. Matamu bilang, Mencintaimu...
Perempuan itu menyimpan rapat rasa takutnya. Berdesakan dengan masa lalu dan semua kepahitan, dalam satu bilik di hatinya. Hanya ia dan lelaki itu saja yang tahu letak pintunya. Mereka menguncinya bersama dan sepakat saling membahagiakan. Mereka menertawakan langit, menghitung bintang yang samar-samar terlihat, menangisi tanggal yang tak kunjung merah, menghitung rindu, dan melukis pelangi. Mereka suka melukis pelangi di kening satu sama...
Hampir semua manusia di muka bumi ini ikut merayakan tahun baru, mulai dari yang meriah kaya ikutan pesta kembang api, bikin barbeque party, makan malam di rooftoop hotel bintang tujuh, berburu year end sale di Matahari, atau dugem sama anak-anak gaul di daerah setempat. *halah* Atau ada juga yang suka ngerayain tahun baruan yang sederhana, yang khusyuk, yang rada-rada irit-semi-romantis kaya dinner berdua,...