Ketika Galau Sudah Terlalu Mainstream
August 30, 2014
*bunyi pesan masuk*
hei,
kau sudah tidur? Peluknya mana nih manaaa?
Belum, kau sendiri
kenapa belum tidur? Ciyeee ini nih *peluuuk*
*pesan terkirim*
*tak ada balasan*
-----
Esoknya,
I Got this as My Birthday Gift
Selamat pagi Tuan,
sudahkah kau seduh kopimu hari ini?
*pesan terkirim*
*tak ada jawaban*
*satu jam hening*
*tiga jam kemudian*
*bunyi pesan masuk*
APAAN NIH!!!!???
KAMU NGERJAIN AKU?
*lalu delete, batal kirim*
*lalu sadar ini gak
bercanda*
*ketik ulang dengan
ekspresi wajah merah-biru-ungu ditambah ingus diluar kontrol*
Iya, kamu sudah ambil keputusan itu. Aku
terima.. (tumpahkan lahar
panas disini, tambahkan daftar nama penghuni kebun binatang se-Nusantara)
*pesan terkirim*
*lari ke kamar
mandi*
*nyalain shower*
*nyanyi lagu
kebangsaan sampai air mata dan ingus overload*
-----
Saya sempat berpikir
kalau tadi itu cuma skenario dia untuk ngerjain saya, FYI momen itu pas sehari
setelah ulang tahun saya yang ke-18. Harap-harap cemas dia nelepon sambil
ketawa jejingkrakan bilang "KENA DEH! Aku Cuma ngerjain kamu doang, ciyeee
yang galaaaauu, selamat ulang tahun yaaa!"
Tapi sampai hari ini
khayalan saya tadi tak kunjung datang.
Fiuuh ~
Nasib.
-----------------------------
DO NOT IGNORE THIS :
Ketika kau sakit
hati,
Jangan salahkan
kekasihmu,
"mantan
kekasih" kekasihmu,
orangtua kekasihmu,
apalagi agama kekasihmu.
Sekalipun kekasihmu
tak beragama
Jangan salahkan
cinta , jangan salahkan waktu, jangan salahkan jarak, jangan salahkan takdir,
apalagi Tuhan. Jangan tanya kenapa.
Ketika kau jatuh
cinta,
Kau terima
kekasihmu,
kau terima jumlah
mantan kekasihnya,
kau terima orang tua
kekasihmu,
kau terima ada atau
tidaknya agama kekasihmu. Walau kekasihmu alien sekalipun, kau terima ia apa
adanya.
Kau terima cinta
kekasihmu, jarak, waktu, dan takdir dari Tuhan yang mempertemukan kau dengan
kekasihmu.
Dan kau tak pernah
tanya kenapa.
Sakit hati bukan
salah siapapun atau apapun, berbanding lurus
dengan jatuh cinta, semua tentang penerimaanmu terhahadap seisi semesta
yang menyangkut kekasihmu.
Kau cinta kekasihmu,
kau cinta seisi semesta.
Kau terima kekasihmu
= kau terima seisi semesta.
Kau benci kekasihmu
= kau benci semesta.
Kau benci semesta
= Tuhan murka.
Tuhan murka =
*silahkan terka sendiri*
Kau tak pernah
berhak akan hidup siapapun, termasuk hidup kekasihmu.
Atas hidupmu sendiri
pun kau tak punya hak.
Untuk bernafas saja
kau bergantung pada Tuhan.
Masih merasa kau tak
pantas hidup tanpa kekasihmu?
Tuhan memberimu
nafas, berarti kau masih pantas. Jangan membantah keputusan Tuhan
Semuanya tentang
penerimaan, bukankah Tuhan mengajarkan umatnya untuk menerima, mengikhlaskan
dan berserah diri hanya pada-Nya?
--------------------------------
Halo, tuan.
Pada awalnya memang
hampir mustahil untuk lepas dari bayanganmu, karena aku adalah kamu, kamu
adalah aku…pada awalnya.
Tapi sekarang aku
sudah belajar banyak tentang keikhlasan.
Aku sudah sepenuhnya
menerima.
Aku tentu tidak
melupakanmu, aku akan selalu ingat semua hal baik tentangmu.
Itu semua
menyenangkan!
Dan sekarang aku
akan belajar menerima lagi.
Terima kasih :)
Hei, Selamat datang
kamu!
Agustus 2014
4 comments
jangan salahkan agamamu/kekasihmu..
ReplyDeletePIKIRAN GITU TUH YANG TIAP HARI NYANTOL DIPIKIRAN!
*emaap* *gemes* *rada sensitif emang*
yoee nyelekiitt
Delete*nunjuk dada* *dada mantan*
hari ulang thun yg kini brubah mnjdi pntu msa llu kelam , tak lgi indh untuk d nnti..
ReplyDelete*matah bhs gue* seru baca" post mu di...
ah sudahlah..
Deleteulang tahunku kali ini dia bahkan mendoakan aku :))
Ikhlas is always the best way to reach happines XD