Energiku Satu Baterai AA

July 22, 2025

Pernah nggak sih kamu duduk diam di tengah percakapan yang mulai memanas, lalu berpikir, “Ngapain, ya, aku buang energi buat hal ini?”

Aku pernah. Bahkan, cukup sering. Dulu, aku merasa perlu menjelaskan semuanya—seperti punya tanggung jawab moral untuk meluruskan dunia. Padahal, makin ke sini aku sadar: dunia ini nggak butuh dilurusin, dia lagi rebahan. 

Berdebat sama orang yang denial dan egonya segede stadion itu rasanya kayak ngobrol sama tembok—cuma bedanya, tembok nggak balik ngegas. 

Kamu kasih logika? Mereka bales pake volume. Kamu kasih data? Mereka jawab pake drama.

Lama-lama aku sadar, mereka bukan ingin diskusi. Mereka cuma ingin menang.

Lalu ada yang bertanya, “Apa itu nggak egois? Nggak jadi ignorankah kamu kalau memilih diam?”

Pertanyaan yang valid. Tapi menurutku, diam bukan berarti masa bodoh. Kamu ga butuh membuktikan apapun ke mereka. Diam adalah keputusan sadar untuk menjaga energi dan memilih pertempuran yang layak. Karena yang ignoran itu bukan orang yang memilih tenang—tapi orang yang tahu ada masalah dan memilih berpura-pura tidak peduli terhadap hal-hal yang berdampak.
Percaya deh, berdebat dengan ego setinggi gedung bukanlah hal yang menyelamatkan dunia.

Dulu aku gampang terpancing. Sekarang? Bahkan kalau disindir pun aku cuma mikir, “Wow, epic cinema!” Aku lebih memilih duduk di pojok kafe, pasang headset, minum kopi, dan pura-pura sibuk nulis—padahal lagi mikirin betapa tenangnya hidup tanpa harus ikut ribut.

Karena apa? Karena energi aku bukan unlimited kayak WiFi kantor. Baterai aku tipis, kadang cuma cukup buat nonton video kucing di TikTok dan ngeluh dikit sebelum tidur.

Jadi maaf ya, kalau kamu merasa aku menghindar dari debat... Itu bukan karena aku nggak punya argumen. Aku cuma lebih cinta diri sendiri. 

Pada akhirnya, bukan soal siapa yang paling benar. Tapi siapa yang paling nggak drama. Dan aku, dengan bahagia, memilih untuk jadi yang nggak drama. 

Kalau kamu pernah merasa bersalah karena memilih diam, aku harap tulisan ini mengingatkan: kamu nggak sendiri. Memilih tenang bukan berarti menyerah. Kadang itu justru bentuk tertinggi dari kendali diri.

Semoga kamu punya cukup energi hari ini. Untuk kopi yang enak, fisik dan hati yang sehat. Sisanya? Skip aja, nggak penting. 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts