Lara Senja dan Kayumanis

April 01, 2014


Minggu, tanggal merah yang kuhitamkan. Empat atau lima kali.
Sesekali aku datang. Menduduki batuan pantai. Sedikit bercerita dan menanyakan kabarmu pada senja. Tapi ia diam saja. Rupanya ia memilih jadi pendengar yang baik. 

Minggu, setelah berminggu-minggu tak kutandai , tanggal merah kubiarkan marah pada takdir.
 Aku datang lagi. Ia bersenandung kecil. Sementara aku berjalan menuju bebatuan besar yang bisa kududuki. Dan aku duduk dibelakang punggung seseorang. Pria yang berbau kayumanis. Sepertinya pria ini menyukai senja, atau pantai. Mungkin juga keduanya.

"Halo, apa kabar?" tanyanya.
"Kabar baik, setidaknya aku mendengar kau bicara. Kau sendiri apa kabar?" balasku.
"Tanyakan padanya." Ia menunjuk pria berbau kayumanis di depanku.
"Tanya apa?"
"Tanya saja kabarnya, bukankah kau selalu ingin tahu kabarnya?" jawabnya. Apa maksudnya?
"Senja, kau kenal pria wangi kayumanis ini?" tanyaku.

Senja tak lagi mendengarkan, ia sibuk menari dengan langit, gaunnya yang jingga melambai ditiup angin.  Mungkinkah pria kayumanis ini adalah "dia"?  Tapi sepertinya bukan.  Pria ini lebih kurus. Mungkin Ia salah orang.

"Permisi, tuan. Boleh saya bertanya?" Pria kayumanis itu agak terkejut. Sepertinya aku mengganggu.
"Tentu saja,. " Ia membalikkan badan. Dia terkejut. Aku lebih terkejut. Hening sebentar. Mata itu..  Masih sama. 
"Ng.. Apa kabar, tuan?" Dia tak menjawab. Dia bangkit dari duduknya.
"bolehkah aku minta sebuah pelukan?" Tanyaku lagi.
"Sudahlah. Seharusnya kau membenciku."Jawabnya, sarkas.
"Bisakah kita berteman?"
"Tidak, nona. Kita tidak akan bisa jadi teman. Bencilah aku, nona. Kumohon." Dan Ia beranjak pergi.


Senja masih disana, memandangi kami dari langit. Ia berhenti menari. Diiringi desau angin dan ombak yang menyarukan laraku. Aku dan senja bersenandung.

Dia datang saat hujan reda
Semerbak merekah namun sederhana
Dia bertingkah tiada bercela
Siapa kuasa?
 Dia menunggu hingga ku jatuh
Terbawa suasana
Dia menghibur saat ku rapuh
Siapa kuasa?
Dan kawan bawaku tersesat ke antah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat 
Bersiap terhempas ke tanda tanya
Dia bagai suara hangat senja
Senandung tanpa kata
Dia mengaburkan gelap rindu
Siapa kuasa?

(Banda Neira - Ke Entah Berantah)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts