Maaf, cemaranya aku tebang. Maaf, cemaranya aku tebang. ...
Masih pukul delapan pagi tapi matahari agaknya tak sabar unjuk gigi. Begitu pun kamu, mulai tak sabar mencari teduh. Kakimu tersandung batu karang dan lututmu nyeri karena jarang olahraga. Kamu akhirnya menemukan tempat berteduh, gua karang yang dekat dengan bibir pantai. Entah memang dekat, atau air laut masih pasang. Pasir masih agak basah tapi tetap saja kamu merebahkan diri. Dia masih berdiri di...
Aku pulang, mendapati cemara kita yang cantik dan rimbun di halaman sudah ditebang. Bangkainya dibaringkan di samping pagar tetangga, berjejal bersama sampah perayaan tahun baru yang biasa saja. Kamu tidak di rumah. Rendangnya sebentar lagi matang, setelah kurapali doa yang tak henti kuharap kan meresap Setelah makan, biasanya aku akan mengadukan keluhku ke punggungmu, satu-satunya bagianmu yang mampu kuakrabi sebab mata dan bibirmu...