Delusi Sepatu dan Kancing Baju Baru

March 22, 2017

Sinar matahari membuat rambut halus di lenganku tampak kepirangan. Mataku tak berhenti mengerjap, debu menari tertiup angin lalu mendarat di kelopak mataku. Bocah-bocah pergi bermain bola dan bulutangkis di lapangan. Sedangkan separuh populasi muda-mudi di pulau ini pergi ke pantai. Bermain voli, olahraga air, atau hanya berbaring di beanbags, berteduh di bawah payung lebar dan menikmati hari yang hangat sambil makan kentang goreng dan bir dingin.
Musim panas yang ramai. 

***
Pagar yang belum terlalu tua ini berkarat lagi, relnya mulai keropos. Ibu menghampiriku yang sibuk meminyaki rel pagar. 
"Kamu ngapain sih?"
"Minyakin pagar, karatan melulu. Barusan masak apa, Bu?"
"Masak apaan? Belum masak, mau jogging dulu, baru masak. Tunggu aja bentar."
Musim panas membuat Ibu lebih sering berkeringat, bahkan di pagi hari saat beliau belum melakukan apa-apa. 
Usai mandi Ibu belum juga datang, di kaki ranjang kulihat sebuah dus persegi panjang entah punya siapa. Masih berbalut handuk, kubuka dan kudapati sepasang sepatu. Bau toko. Sepatu baru. 39. Pasti untukku. Dengan segera aku mengancingi bajuku dan berdandan. Pergi dengan sepasang sepatu dan hey, ini juga baju baru! 

***

Jam 7 pagi. Ternyata cuma mimpi. Sepatu dan baju baru yang tak nyata. Tapi Ibu bilang artinya bagus.
"Sebentar lagi paling kamu punya pacar."
"Gitu ya?"
"Ho-oh biasanya sih gitu"

Entah manusia seperti apa lagi.
Apakah berkemeja, atau pakai kaos band?
Apakah kukunya bersih, atau menghitam di tiap jemarinya?
Apakah pakai sneakers, atau pantofel?
Slow living, atau freakin ambisius?
Berantakan, atau well organized? 

***

Musim panas dan berangin menerbangkan delusi akan sepatu dan baju baruku ke langit.

Siapkah aku?
Siapkah kamu?

Siapkah kita dijatuhi haru gerimis mimpi seusai salat Idul Fitri?
Sanggupkah kita menahan deras tamparan hujan di bulan paling basah sekalipun?

Hujan bulan Juni, atau bulan-bulan lain yang basah karena tangisan.

***

Siaplah untuk yang terpahit, tuan.


You Might Also Like

1 comments

  1. Saya suka penggunaan kata-katanya. Tidak langsung ke intinya, tetapi membuat saya berpikir apa maksud di dalamnya. Itu sangat menyenangkan untuk saya. Teruskan ya! :)

    ReplyDelete

Popular Posts