Apa Kabar?
May 20, 2014
Denpasar, 10 Desember 2013
Apa kabar?
Anggaplah Kau akan menjawab "Aku baik-baik saja." Mungkin Kau beranggapan aku sedang basa-basi. Walau nyatanya aku benar-benar ingin tahu kabarmu.
Baiklah, bagaimana kabarmu? Masih suka kopi? Atau berusaha lepas dari caffeine? Akhir-akhir ini aku sering melihatmu berkicau tentang migraine. Migraine biasanya efek dari putus kopi. Mungkin Kau sudah tahu ya?
Sekali lagi, bagaimana kabarmu?
Kau masih sering ke pantai? Mungkin tidak, iya kan? Sepertinya Kau sangat sibuk. Atau justru Kau selalu mengamati senja dari jendelamu?
Jangan terlalu sibuk tuan. Jagalah kesehatan. Beberapa waktu lalu aku sempat ambruk. Rasanya tidak enak. Bahkan handphoneku disita karenanya.
Tapi selalu ada hikmah yang bisa dipetik.
Setidaknya Kau tidak terganggu oleh pesan-pesan singkat dariku lagi. Dan aku jauh lebih kurus. Hey, bahkan aku tak harus repot-repot berdiet!
-
Oh tuan, Kau benar-benar tak punya alamat untuk kukirimi surat?
Aku tak berani lancang mengirimu surel tiap waktu. Tenang saja, aku takkan menghampirimu lalu histeris disana. Itu sudah terjadi dalam mimpi. Tidak akan terjadi lagi. Kau takkan ingin mendengar ceritanya.
Mari berkawan.
Kalaupun pada akhirnya surat ini terbaca olehmu.. Sudikah membalas?
Regards,
M.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu surat telah sampai dan terbalas. Terimakasih, tuan.
Mei 2014
Apa kabar?
Anggaplah Kau akan menjawab "Aku baik-baik saja." Mungkin Kau beranggapan aku sedang basa-basi. Walau nyatanya aku benar-benar ingin tahu kabarmu.
Baiklah, bagaimana kabarmu? Masih suka kopi? Atau berusaha lepas dari caffeine? Akhir-akhir ini aku sering melihatmu berkicau tentang migraine. Migraine biasanya efek dari putus kopi. Mungkin Kau sudah tahu ya?
Sekali lagi, bagaimana kabarmu?
Kau masih sering ke pantai? Mungkin tidak, iya kan? Sepertinya Kau sangat sibuk. Atau justru Kau selalu mengamati senja dari jendelamu?
Jangan terlalu sibuk tuan. Jagalah kesehatan. Beberapa waktu lalu aku sempat ambruk. Rasanya tidak enak. Bahkan handphoneku disita karenanya.
Tapi selalu ada hikmah yang bisa dipetik.
Setidaknya Kau tidak terganggu oleh pesan-pesan singkat dariku lagi. Dan aku jauh lebih kurus. Hey, bahkan aku tak harus repot-repot berdiet!
-
Oh tuan, Kau benar-benar tak punya alamat untuk kukirimi surat?
Aku tak berani lancang mengirimu surel tiap waktu. Tenang saja, aku takkan menghampirimu lalu histeris disana. Itu sudah terjadi dalam mimpi. Tidak akan terjadi lagi. Kau takkan ingin mendengar ceritanya.
Mari berkawan.
Kalaupun pada akhirnya surat ini terbaca olehmu.. Sudikah membalas?
Regards,
M.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu surat telah sampai dan terbalas. Terimakasih, tuan.
Mei 2014
0 comments