Aku pulang, mendapati cemara kita yang cantik dan rimbun di halaman sudah ditebang. Bangkainya dibaringkan di samping pagar tetangga, berjejal bersama sampah perayaan tahun baru yang biasa saja. Kamu tidak di rumah. Rendangnya sebentar lagi matang, setelah kurapali doa yang tak henti kuharap kan meresap Setelah makan, biasanya aku akan mengadukan keluhku ke punggungmu, satu-satunya bagianmu yang mampu kuakrabi sebab mata dan bibirmu...