Hujan rintik-rintik, ruangan ini jadi makin dingin. Di sebelah jendela, meja nomor sebelas. Pria ber-syal beige itu masih tak beranjak. Sudah empat jam Ia di sana, menatap jendela. Entah siapa yang ditunggunya. Cangkir kopi itu pun sama sekali tak disentuhnya. Apa yang ditunggu? Tidakkah Ia lelah? Ini bukan pertama kalinya aku memperhatikan pria itu. Sudah setengah tahun aku mengamati kebiasannya yang misterius. Hari...