Awalnya kau serupai langit. Dimana-mana, namun tak terjangkau lenganku. Kau berubah jadi angin. Dekat, namun tak kuasa kuraih. Lalu kau menjelma jadi hujan yang rajin mampir ke jendela lalu hinggap di kelopak mata. Kau juga pernah jadi embun, matahari pagi, daun, laut, bahkan rerumputan halaman. Sampai akhirnya kau menyerah dan berhenti menjelma. Malam itu kau sudah belajar memeluk hati. Aku dan kau. Pada...
Lagi Tak kenal jera aku kembali Pada apa-apa yang kusebut pulang; Peluk yang merentang di barisan ilalang Juga kecupan Yang tak pernah usai digenapkan Yang menguap sembarangan lalu hilang Orang-orang dalam dadaku rusuh Orang-orang dalam kepalaku tak acuh Kesekian kalinya, egoku mengalah Aku terperangah Aku kalah Lagi, Rinduku tak kunjung bermuara Hei, aku! Bisa tidak berhenti bicara tentang rindu?! **** The stars lean...